B. Indonesia

Pertanyaan

Mengonversi teks cerpen "meraih mimpi"

1 Jawaban

  • Mentari pagi mulai menampakkan diri. Banyak anak tumpah ruah dijalan untuk bersekolah. 

              “ bu, aku berangkat sekolah dulu.” Kata Imam kepada ibunya

              “ ya, hati-hati, Nak ,” jawab ibunya sambil memberi uang saku

    Teman-temannya sudah menunggu Imam di pos kampling depan rumahnya. Sambil berjalan menuju sekolah, Imam berbincang-bincang dengan temannya.

              “ kalau kalian besar mau jadi apa ?” tanya Imam kepada teman-temaannya

              Yayan pun menjawab, “ aku mau jadi pengusaha sukses.”

              “kalau aku mau jadi suster.” Jawab Tami

              “ aku mau jadi direktur.” Jawab Naeyla

              “ kamu sendiri, Mam ?” jawab serentak ketiga temannya

              “ Aku mau jadi ahli otomotif, aku bisa membuat mobil berteknologi canggih.” Jawab Imam dengan percaya diri.

              “ memang kamu bisa ?” tanya Naeyla kepada Imam

       Imam pun menjawabnya, “ bisa dong tidak ada yang tidak bisa sebelum kita mencobanya terlebih dahulu.”

    Tanpa disadarnya Imam dan teman-temannya sampai di sekolah. Mereka langsung masuk ke kelas masing-masing dengan hati gembira. Bel pulang akhirnya berbunyi. Imam, Yayan, Naeyla, dan Tami segera pulang kerumah masing-masing.

       “ Tok.......tok......tok.....  Assalamu’alaikum........., Bu,,,,, Imam pulang.” Kata Imam sambil mengetuk pintu rumahnya.

              “ Waalaikum salam,, iya tunggu,” kata ibu sambil membukakan pintu.

    Imam duduk dikursi makan sambil bercerita dengan ibu dan ayahnya. Ibu dan ayahnya kaget ketika Imam menceritakan impiannya.

       Ayahnya pun menasehati Imam, “ nak, kalau bermimpi jangan tinggi-tinggi, kami tak punya uang untuk membiayaimu.”

    Nasehat tersebut membuat rasa semangat Imam musnah. Merasa tak semangat lagi, akhirnya Imam memutuskan untuk bermain dengan teman-temannya saja. Pada saat bermain Imam hanya duduk berdiam diri dan merenung. 

              Ia berkata, “ kau mau membuat mobil berteknologi canggih!!!”

              Imam menjawab, ” iya, memang kenapa ???”

       “ jangan mimpi di siang bolong !!!!!!!” ucapnya serentak dua orang tersebut Baul dan Sri.

       “ mimpi tak selamanya jadi mimpi, namun mimpi bisa jadi kenyataan,” jawab Imam dengan tegas.

    Imam, Tami, Naeyla, dan Yayan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kelasnya masing-masing. Jam kuliah selesai Imam dan teman-temannya pulang kerumah.

              “ Tok... tok... tok... Assalamu’alaikum.........” ucap kakek Imam sambil mengetuk pintu.

       “ Waalaikum salam,..... eh...... kakek.....masuk, kek,..” jawab Imam sambil membukakan pintu.

              “ iya, Mam.” Ucap kakek.

    Imam mengatakan impiannya kepada kakeknya. Kakeknya pun membentak tak setuju.

               Ia mengatakan, “ apa yang kamu banggakan dari membuat mobil tersebut???”

       Imam menjawab, ” bangga dong, Kek. Aku bisa membuat mobil dengan fasilitas terlengkap didunia dan tercepat didunia.”

       Kakek membantah, “ memang kamu punya uang ?, lagi pula di Indonesia tidak ada sarana dan pra-sarananya.”

    Pembicaraan tersebut terhenti karena ibu mengajak makan Imam dan kakek. Saat sedang menikmati makanannya. Yayan datang ke rumah Imam.

              “ Tok.... Tok.... Tok... Assalamu’alaikum.” Ucap Yayan sambil mengetuk pintu.

              “ Waalaikum salam,, silahkan masuk.” Jawab ibunya Imam sambil membukakan pintu.

       “ Gak usah, Bu. Saya mau cari Imam untuk di ajak jalan-jalan.” Kata Yayan kepada ibunya Imam.

              “ Oh, ya. Tunggu sebentar ya, Yan. Saya panggilkan Imamnya.” Jawab ibunya Imam.

    Imam meminta izin untuk pergi jalan-jalan dengan Yayan. Akhirnya Imam dan Yayan pergi ke sebuah taman. Ketika sedang berada ditengah taman, Imam bertemu dengan Baul semula perasaan senang menjadi marah.

              “ Hay, kau sang pemimpi siang bolong.” Ucap Baul kepada Imam sambil menyindir.

    Imam dan Yayan tak melayani pembicaraan Baul. Dosen tersebut menepuk pundak Imam seraya berkata,

       “ Kamu pasti bisa asalkan mau berusaha, belajar dengan sungguh-sungguh, dan berdo’a. Kejar terus cita-citamu.” Ujar dosen tersebut.

    Imam kaget karena tak disadarinya ternyata dosennya berada di belakangnya. Imam merasa kebingungan dan berkata.

       “ Ya, pak. Terima kasih atas nasehatnya. Akan selalu ingat nasehat bapak.” Ucap Imam.

              “ Iya sama-sama.” Jawab dosen tersebut.

    Sebulan sebelum wisuda, Imam di panggil oleh kepala universitas tersebut. Imam pun mendatangi ruanganya.

       “ Selamat, kamu mendapatkan beasiswa ke amerika dan kamu di kontrak kerja oleh pabrik pembuat mobil ternama di Amerika.” Kata kepala universitas tersebut.

              “ Apa benar itu, Pak ?” tanya Imam kepada kepala universitas tersebut.

       “ Benar, sekali lagi selamat buat kamu, semoga kamu senang berada di sana.” Jawab kepala universitas tersebut.

    Imam mesasa senang bukan kepalang karena mimpinya yang selama ini bisa terwujud karena ketekunannya. Imam langsung pulang ke rumah untuk memberi tahu kepada kedua orang tuanya dan kakeknya, bahwa ia mendapat beasiswa ke Amerika dan di kontrak kerja di sana. Ayah, Ibu, dan kakeknya merasa senang sekaligus gembira mendengar hal tersebut. Teman-temannya pun yang mendengar hal tersebut merasa gembira karena impian temannya tersebut dapat tercapai. Mereka memberikan ucapan selamat kepada Imam. Satu minggu setelah di wisuda Imam berangkat ke Amerika mengejar impiannya.

    Gambar lampiran jawaban inaina10

Pertanyaan Lainnya