carilah unsur intrinsik dari cerpen kang darsip
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban gifsonsianturi
Unsur Intrinsik
1. Tema
Cerpen Kang Dasrip bertema tentang kemanusiaan.
Dibuktikan dengan kutipan awal cerpen yang berbunyi : “Kang Dasrip kecewa dan agak bingung. Anaknya, Daroji, yang belum sembuh karena dikhitan kemarin, kini sudah mulai menagih. Sebelum hajat khitanan ini memang ia sudah berjanji kepada anaknya akan membelikan radio merek Philip seperti kepunyaan Wak Haji Kholik.
Cerpen ini memasukan unsur kehidupan Kang Dasrip dengan segala sifat manusiawinya dan latar belakang sosial budaya di sekitarnya.
2. Cerita
Pengenalan
Cerita ini berawal dari kebingungan tokoh Kang Dasrip untuk memenuhi keinginan anaknya yang ingin dibelikan sebuah radio karena janjinya sebelum anaknya dikhitan.
Sesuai dengan kutipan : “Sebelum hajat khitanan ini memang ia sudah berjanji kepada anaknya akan membelikan sebuah radio merek Philip seperti kepunyaan Wak Haji Kholik.”
Konfliks
Konfiks bermula ketika para undangan khitanan tidak memberi hadiah berupa uang dan beras sesuai yang diperhitungkan Kang Dasrip. Seperti kutipan berikut : “Tetapi ternyata mereka banyak yang kurang ajar. Yang dulu ia buwuhi Rp200,’ sekarang cuma ngasih-ngasih Rp100, yang dulu ia kasih beras sekilo, sekarang hanya buwuhi setengah kilo.”
Klimaks
Klimaks cerita ini terjadi saat tokoh Kang Dasrip menyebarkan sisa-sisa undangan kepada orang yang tidak memberi buwuh sesuai dengan perhitungannya. Dan ia menjadi bahan pergunjingan satu desa.
Hal ini dibuktikan dengan narasi : “Ia mengambil sisa-sisa surat undangan, kertas cetakan yang dibelinya yang kosong ia pergunakan untuk menulis surat, ternyata ditujukan kepada para undangan yang kurang ajar itu.
Dan narasi sebagai berikut : “Dan akhirnya Kang Dasrip memang tidak menikmati hasil apa-apa dari tindakan kebingungannya itu, kecuali nama yang memalukan.”
Penyelesaian
Kang Dasrip akhirnya pergi ke kota untuk membeli radio untuk anaknya tetapi hal itu berakhir tragis karena radio itu dicopet. Hal ini dibuktikan dengan narasi sebagai berikut : “Paginya Kang Dasrip berpamitan kepada Daroji akan ke kota untuk beli radio hingga bersuka citalah anak itu.”Tapi siangnya Kang Dasrip datang dengan wajah sendu. “Radionya dicopet di pasar, Nak..! “ujarnya.
3. Plot
Cerpen “Kang Dasrip” memiliki alur maju dan plot padat karena cerpen tersebut menceritakan kejadian secara kronologis.
Dimulai saat Kang Dasrip kebingungan karena tidak memiliki cukup uang untuk anaknya yang meminta radio. Hal tersebut dikarenakan para undangan ternyata memberi buwuhan yang tidak sesuai dengan perhitungannya. Akhirnya ia pun ingin memberi balasan kepada para undangan yang nakal tersebut. Tetapi akhirnya ia malah menerima celaan karena tindakannya tersebut.
4. Tokoh dan Penokohan
Kang Dasrip
Perhitungan
Seperti narasi berikut : “Cobalah pikir. Perhitungan Kang Dasrip sebenarnya sudah bisa dibilang matang.”
Mudah Panik
Seperti dialog berikut : “Kau kira berapa sewa untuk sawah kita? Kang Dasrip malah kelihatan semakin berang. “Mereka seenaknya saja memberi harga sewa sawah kita untuk ditanami tebu. Ngomongnya saja tebu rakyat tapi nyatanya malah maksa-maksa kita, dan tebunya juga punya pabrik. Punya pemerintah! Istrinya tak berani membantah. Tapi Kang Dasrip sendiri toh hanya bisa bingung!
Penyayang
Seperti narasi berikut : “Paginya Kang Dasrip berpamitan kepada Daroji akan ke kota untuk beli radio hingga bersuka citalah anak itu.”
Istri Kang Dasrip
Isteri Kang Dasrip merupakan seorang yang pengertian, optimis.
Daroji
Daroji seorang anak yang manja.
Para Undangan
Karakter para undangan adalah licik.
5. Latar
Tempat
Latar tempatnya adalah rumah Kang Dasrip, lingkungan desa,dan di kota.
Waktu
Latar waktunya adalah tengah malam, pagi, dan siang.
Suasana
Latar suasana yang tergambar dalam cerpen Kang dasrip adalah bingung, ricuh, sedih.
6. Sudut pandang
Pengarang cerpen “Kang Dasrip” menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Karena pengarang menceritakan kehidupan tokoh utama dengan menyebut namanya. Dan ia juga mengerti tentang semua hal seperti emosi tokoh, hal yang dilakukan, dan suasana yang terjadi di sekitar tokoh.
7. Gaya Bahasa
Leksikal
Cerpen “Kang Dasrip” karya Emha Ainun Najib ini menggunakan Bahasa informal sehari-hari. Terbukti dari pemilihan kata buwuh, macem-macem, gedeg dan penggambarannya tidak menggunakan bahasa yang kompleks, melainkan sederhana dan mudah dipahami.
Gramatikal
Dari struktur kalimat-kalimat berupa pernyataan dan perintah lebih sering muncul untuk menekankan beberapa hal yang memang ingin ditekankan oleh pengarang. Seperti pada kalimat : Ngomongnya saja tebu rakyat tapi nyatanya malah maksa-maksa kita, dan tebunya juga punya pabrik punya pemerinta.
Dan jugaseperti pada kalimat: “Kau kira lurah kita pahlawan ya?”
Majas
Majas yang digunakan antara lain adalah :
Metonimia seperti terdapat pada kalimat “ia sudah berjanji kepada anaknya untuk membelikan radio merek Philip seperti kepunyaan Wak Haji Kholik.”
Personifikasi seperti terdapat pada kalimat : Pajak-pajak dari kita tak tahu larinya ke mana.
Sarkasme seperti terdapat pada kalimat : Tapi dia belum pernah merasa puas, dia merasa masih kurang kaya.