B. Indonesia

Pertanyaan

parafrasekan syair malin kundang dibawah ini

syair malin kundang

tersebutlah sebuah kisah
tentang negeri minang yang indah
seorang pemuda yang tampan dan gagah
Malin Kundang namanya begitulah

si malin menemui sang ibu
meminta izin juga restu
ia hendak pergi dahulu
merantau berdagang beberapa waktu

sang ibu hatinya sedih
melepas malin terasa sedih
tetapi kepada anaknya terlalu kasih
berdoa sang ibu dengan lirih

waktu berlalu tak terasa
malin telah menjadi kaya
ia kembali ke desa
bersama istri tercinta

hati sang ibu begitu riang
mendengar kabar anaknya pulang
tak peduli segala halangan
ingin segera berjumpa malin kundang

tapi apa yang terjadinya
kepada ibunya si malin tak peduli
bahkan sang ibu disuruhnya pergi
setelah lama di caci maki

hati sang ibu menjerit pilu
kepada tuhan ia mengadu
wahai tuhanku,"jika ia tak mengakuiku.
jadikan saja ia menjadi batu

1 Jawaban

  • Parafrasa adalah sebuah teknik menyajikan kembali sebuah puisi ke dalam bentuk prosa atau karangan bebas tanpa kehilangan makna intinya. Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal dua jenis teknik parafrasa. Kedua teknik parafrasa tersebut mencakup parafrasa terikat dan bebas. parafrasa terikat merupakan teknik parafrasa yang mewajibkan penulis untuk menggunakan kata-kata yang persis sama dengan yang ditemukan pada puisi selain kata-kata lain untuk menjadikannya prosa. Sementara itu, parafrasa bebas membebaskan penulisnya untuk menggunakan kata-kata apapun, termasuk jika tidak menggunakan kata-kata dalam puisi, untuk membuat sebuah prosa.


    Pembahasan

    Pada kesempatan ini, soal menyajikan kita dengan sebuah syair. Kemudian, kita diminta untuk menyajikannya ke dalam bentuk prosa. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.


    SYAIR RUJUKAN

    syair malin kundang

    tersebutlah sebuah kisah

    tentang negeri minang yang indah

    seorang pemuda yang tampan dan gagah  

    Malin Kundang namanya begitulah

    si malin menemui sang ibu

    meminta izin juga restu  

    ia hendak pergi dahulu

    merantau berdagang beberapa waktu  

    sang ibu hatinya sedih  

    melepas malin terasa sedih  

    tetapi kepada anaknya terlalu kasih  

    berdoa sang ibu dengan lirih

    waktu berlalu tak terasa

    malin telah menjadi kaya

    ia kembali ke desa

    bersama istri tercinta

    hati sang ibu begitu riang  

    mendengar kabar anaknya pulang

    tak peduli segala halangan  

    ingin segera berjumpa malin kundang

    tapi apa yang terjadinya

    kepada ibunya si malin tak peduli

    bahkan sang ibu disuruhnya pergi

    setelah lama di caci maki

    hati sang ibu menjerit pilu  

    kepada tuhan ia mengadu  

    wahai tuhanku,"jika ia tak mengakuiku.

    jadikan saja ia menjadi batu



    PARAFRASA

    syair malin kundang

    Dahulu kala, di sebuah negeri yang dikenal orang banyak dengan sebutan Minang, hiduplah seorang pemuda yang memiliki paras yang tampan serta tubuh yang gagah. Nama pria itu adalah Malin Kundang.

    Suatu kali, Malin menemui ibunya berniat meminta restu dari ibunda untuk berangkat merantau dan menjadi pedagang di tanah orang. Mendengar permohonan anaknya itu, sang ibu tak bisa menahan rasa sedihnya, namun kasihnya kepada sang anak jauh melampaui kesedihannya. Ia pun mengizinkan kepergian anaknya sambil mengirinya dengan doa.

    Waktu pun berlalu bagi keduanya. Sementara sang ibu menghabiskan waktunya di kampung, Malin nyatanya telah berhasil di tanah rantau. Suatu hari, ia memutuskan untuk kembali ke kampungnya. Kali ini, ia datang dengan istri tercinta.

    Mendengar kabar kepulangan anaknya, sang ibu begitu senang. Ia pun bergegas segera menu anaknya. Tapi sayang, kehadiran sang ibu tidak dipedulikan oleh sang anak. Sang ibu bahkan tega disuruhnya pergi setelah dilucuti kemuliaannya dengan dicaci maki.

    Mendapat perlakuan demikian, hati sang ibu sudah tak tahan lagi. Dalam hati, ia berseru kepada Tuhan dan memohon sang anak diberi hukuman setimpal dengan menjadi batu. tak lama kemudian, doa sang ibunda mendapat jawaban dari Sang Ilahi. Malin Kundang, sosok anak yang tidak peduli pada sang ibu yang telah dari kecil membesarkan dan mengasihinya, pun berubah menjadi batu. Tindakannya menjadi peringatan bagi setiap orang yang hendak berbuat jahat pada orangtua yang mengasihi mereka, pertanda bahwa Tuhan juga tidak pernah diam menjaga orang-orang yang dikasihi-Nya.

    Pelajari lebih lanjut

    Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang parafrasa:

    https://brainly.co.id/tugas/12816172


    Detil jawaban

    Kelas: VIII

    Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

    Bab: Bab 1 - Sastra

    Kode kategori: 8.1.1


    Kata kunci: puisi, prosa, parafrasa

Pertanyaan Lainnya